Kesehatan
Harus Makan Apa Biar Otak Sehat dan Nggak Mudah Pikun? Ini Daftarnya

Pola makan berperan penting dalam menjaga daya ingat, fokus, dan fungsi otak secara keseluruhan. Sejumlah makanan seperti ikan berlemak, telur, hingga buah ternyata memiliki nutrisi yang penting melindungi sel saraf dan menurunkan risiko penurunan kognitif.

1. Ikan Berlemak

Dr Hoang Quyet Tien dari Pusat Informasi Medis RS Umum Tam Anh, Ho Chi Minh City, menjelaskan ikan berlemak seperti salmon dan ikan sarden kaya asam lemak omega-3, khususnya DHA dan EPA. Zat ini merupakan komponen paling penting membran sel otak dan berperan dalam transmisi sinyal antarneuron.

Omega-3 juga membantu meredam peradangan, menjaga suasana hati, dan menurunkan risiko depresi. Dikutip dari VNExpress, konsumsi ikan berlemak disarankan setidaknya dua kali seminggu, untuk membantu menjaga daya ingat.

2. Telur

Telur dikenal sebagai sumber kolin yang baik, zat pembentuk asetilkolin, yakni neurotransmiter penting untuk proses belajar dan mengingat. Selain itu, telur mengandung vitamin B12 dan folat yang mendukung kesehatan sel saraf.

3. Kacang-kacangan dan Biji-bijian

Kenari, almond, biji labu, hingga chia seed kaya vitamin E yang membantu melindungi neuron dari kerusakan akibat radikal bebas. Kandungan magnesium dan seng di dalamnya juga penting untuk kelancaran transmisi saraf.

4. Sayuran Berdaun Hijau

Bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K dan folat yang berperan dalam menjaga struktur otak, serta fungsi otak. Asupan sayuran hijau rutin dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih baik.

5. Buah Beri

Blueberry, stroberi, dan raspberry kaya antosianin yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antar sel otak. Buah ini juga memiliki indeks glikemik rendah, sehingga baik untuk mengontrol gula darah dan mengurangi peradangan.

6. Cokelat Hitam

Cokelat hitam dengan kandungan kakao minimal 70 persen mengandung flavonoid dan antioksidan yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, membantu kewaspadaan, serta memperbaiki suasana hati. Pilih cokelat dengan gula rendah untuk manfaat maksimal.

7. Minyak Zaitun

Minyak zaitun extra virgin mengandung lemak sehat dan polifenol yang mendukung kesehatan otak. Pola makan Mediterania yang kaya minyak zaitun, ikan, dan sayuran diketahui berkaitan dengan fungsi otak dan jantung yang lebih baik.

Dr Tien menambahkan kesehatan otak tak hanya bergantung pada makanan. Tidur cukup, olahraga teratur, manajemen stres, serta aktivitas mental seperti membaca dan memecahkan masalah juga berperan menjaga koneksi saraf dan memperlambat penuaan otak.

Bila muncul keluhan seperti sering lupa, sakit kepala, sulit tidur, atau kelelahan saraf, pemeriksaan medis dianjurkan untuk mengetahui penyebabnya.

Kesehatan
Segini Suhu Minum yang Aman demi Cegah Risiko Kanker Kerongkongan

Uap tipis yang mengepul dari secangkir kopi kerap menjadi penanda kenikmatan. Banyak orang bahkan merasa minuman belum pas jika belum benar-benar panas.

Menurut Vincent Ho, Associate Professor sekaligus gastroenterolog klinis di Western Sydney University, kebiasaan mengonsumsi minuman bersuhu terlalu tinggi dapat berdampak serius pada kesehatan kerongkongan berdasarkan beberapa laporan studi.

"Yang menjadi masalah bukanlah kopi atau tehnya, melainkan suhu saat diminum. Minuman yang terlalu panas dapat melukai lapisan esofagus jika dikonsumsi berulang dalam jangka panjang," beber Ho, dikutip dari CNA.

Secara alami, kopi dan teh diseduh menggunakan air bersuhu sangat tinggi, bahkan mendekati titik didih. Dalam praktiknya, minuman panas, terutama yang dibeli secara takeaway sering disajikan pada suhu sekitar 90 derajat celcius agar tetap hangat saat diminum beberapa waktu kemudian.

Masalahnya, suhu tersebut jauh di atas batas aman untuk langsung dikonsumsi. Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC) sebelumnya mengingatkan bahwa kebiasaan minum minuman di atas 65 derajat celcius dalam jangka panjang berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker esofagus.

Vincent Ho menjelaskan, panas berlebih dapat menyebabkan cedera mikro yang berulang pada dinding kerongkongan.

"Cedera panas yang terjadi terus-menerus bisa memicu proses peradangan kronis. Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus," katanya.

Jadi, Berapa Suhu yang Aman?

Pertanyaan inilah yang kemudian mendorong para peneliti mencari titik tengah antara keamanan dan kenikmatan rasa. Sebuah studi di Amerika Serikat mencoba menghitung suhu ideal kopi yang tetap nikmat tanpa membahayakan esofagus.

Hasilnya cukup jelas yakni 57,8 derajat celcius.

Pada suhu ini, rasa dan aroma kopi masih terjaga, tetapi risiko cedera panas dapat ditekan secara signifikan. Angka tersebut juga berada jauh di bawah ambang batas 65 derajat celcius yang dinilai berisiko bila dikonsumsi rutin.

"Memberi waktu beberapa menit agar minuman mendingin bisa memberikan perlindungan nyata bagi esofagus, tanpa mengurangi kenikmatan minum kopi atau teh," kata Ho.

Kabar baiknya, mencegah risiko ini tidak memerlukan perubahan besar. Menurut Ho, yang dibutuhkan hanyalah kesadaran dan kebiasaan kecil dalam menikmati minuman panas.

Penelitian menunjukkan, suhu minuman panas dapat turun 10 hingga 15 derajat celcius hanya dalam lima menit. Menunggu sebentar sebelum meneguk bisa membuat perbedaan besar.

"Banyak orang terburu-buru minum saat minuman masih sangat panas. Padahal, menunggu sebentar adalah langkah sederhana yang sangat efektif," lanjut Ho.

Selain itu, membuka tutup gelas takeaway, mengaduk dan meniup minuman, atau menambahkan sedikit susu dan air dingin dapat membantu menurunkan suhu lebih cepat. Yang tak kalah penting, mulailah dengan tegukan kecil untuk menguji suhu sebelum minum lebih banyak.

Minuman panas memang memberi rasa nyaman, apalagi di tengah aktivitas padat. Namun, kenyamanan sesaat sebaiknya tidak mengorbankan kesehatan jangka panjang.

"Menikmati kopi atau teh seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan dan aman. Sedikit kesabaran, menunggu minuman mendingin, bisa membantu melindungi kerongkongan dalam jangka panjang," tutup Vincent.